Sebuah gambaran singkat :
Adalah Teater Sandilara, sebuah kelompok sandiwara yang mulai ber-proses pada 17 Oktober 2013.
Proses tersebut bermula dari permintaan Desa Pabrik, Sukoharjo Kepada Idham Ardi untuk mengisi acara Bazar yang tengah berlangsung di Desa tersebut. Dari sebab itu, Idham mengajak beberapa kawan dari berbagai lintas profesi dan latar belakang akademis untuk berproses dalam sebuah pementasan lakon yang akan di tampilkan pada Bazar tersebut.
Nama Sandilara dipilih, hasil dari kesepakatan bersama di tengah proses penggarapan naskah “Geng Toilet” karya Sosiawan Leak.
Sejak pentas pertama tersebut, individu-individu yang tergabung dalam Sandilara bersepakat, bahwa Sandilara adalah sebuah teater yang tirakat utamanya berpentas dari desa ke desa dengan lakon-lakon berbahasa jawa.
Kesepakatan tersebut muncul karena adanya kesdaran kolektif bahwa kesenian serius (khususnya:teater), semakin meninggalkan masyarakatnya.
Untuk mendekat dan menjadi milik masyarakat dalam proses kreatifnyanya Sandilara berupaya mencari idiom-idiom yang sanggup diterima masyarakat luas.
Tirakat tersebut yang hingga kini masih dipegang teguh oleh Teater Sandilara sebagai sebuah semangat berkesenian, terus melakukan suatu pencarian-pencarian hal baru untuk menyuguhkan suatu pementasan yang apik dan tidak terkesan ‘apa adanya’ untuk masyarakat secara luas khususnya di desa-desa.
Meskipun tujuan utama Teater Sandilara adalah memasuki kesunyian-kesunyuian desa yang tidak tersentuh oleh gemerlap lampu panggung “mega-proyek” kebudayaan. Teater Sandilara juga tetap akan berpentas di luar cakupan desa-desa. Hal tersebut adalah upaya Teater Sandilara dalam mencari sebuah bentuk-bentuk baru.
Kritik dan Saran dari pelaku kesenian lain merupakan satu hal penting dalam pilar kesenian yang ingin Tetar Sandilara capai.
Sebagai komunitas kreatif, Teater Sandilara mencoba dinamis dalam keanggotaan. Keanggotaan Teater Sandilara hanya 'diikat' oleh kebersamaan dalam melakukan pencarian idiom dan nilai-tuju teatrikal yang ideal.
Sikap Sandilara kepada anggotanya adalah silahkan hadir silahkan pergi.
Tidak mengherankan, apabila banyak anggotanya yang kemudian keluar masuk, berganti-ganti personil. Yang jelas, sampai sekarang beberapa personil Teater Sandilara terus berupaya membangun soliditas kelompok dengan terus melakukan proses bersama.
Salah satu upaya dalam membangun soliditas grup dilakukan dengan menjadikan Tater Sandilara sebagai suatu rumah tak berpintu, namun menuntut kedewasaan berproses anggotanya. Dimana para angota (yang baru maupun yang lama) terus melakukan proses dan pencarian bersama untuk menemukan idiom-idiom teater yang segar untuk keberlangsungan pementasan berikutnya.
Karya-karya Teater Sandilara:
(2013) Geng Toilet, Karya dari Sosiawan Leak:
Dipentaskan, di Dukuh Pabrik dan Dukuh Ndwan.
(2014) Lelayu, Karya dari Idham Ardi :
Dipentaskan di : - Desa Karangpandan
- Ndawan,
- Madegondo, Grogol, Solobaru,
- dan Sanggar Teater Id.
Mengisi Ulang tahun Tetaer DELiK
Mengisi Acara Delik Expo di Teater DELiK
Mengisi acara “Pray for Gaza”
Ditulis Oleh :
Rizal Bagus P. dan Idham Ardhi
Ini siapa ya admin blognya?
ReplyDelete