"Kidung Balik Sangkan Paran" oleh Lawu Warta |
Sebab kita sudah berkawan cukup lama dan sebab ini adalah surat terbuka, tentunya aku sisihkan perasaan ewuh pekewuh pergaulan. Tanpa keterbukaan tidak ada perkawanan dan tanda adanya surat ini tidak akan ada yang tercatat, dan peristiwa yang lewat, hanya akan menjadi sesuatu yang lewat, begitu saja.
Tempo
waktu, ketika terlibat dalam suatu acara 40 hari Joko “Bibit” Santoso, telah
kukirimi kau sebuah press rilis dan undangan untuk meliput. Pula telah kusebar
ke media-media massa yang lain, konten acara kami, kebudayaan. Kami memang
perlu perananan media massa untuk sebuah gerakan kebudayaan. Ada keyakinan para
pencari berita akan datang pada acara itu.
Keyakinan
itu bukan lantaran, aku memiliki kemampuan “lobiying”
sebagaimana biasa digunakan para organisator event, tetapi sebab ini
mengenai sosok yang tidak sembarangan, ini mengenai kualitas! realitas!
intensitas! Serta lahir dia di Solo, besar dia di Solo, Berkarya dia di Solo.
Melalui
Pesan dari WA, saya terima kabar begini:
jek// sori banget, nang ***** berita budaya rapayu.//......dadi ki tak omongi sik ben ora diarep-arep.
Aplikasi
WhatsApp atau WA yang baru saja saya instal- sebab kebutuhan menghubungi para
wartawan- itu yang berbicara padaku, jadi saya mengurungkan niat untuk
membalasnya dengan: lha po koranmu kui
restoran cepat saji ta bro kok urusan e gur payu opo ra payu. Aku urungkan
sebab itu sebuah chatingan tidak ada
frekuensi satu ruang, tidak ada nada suara, sangat terbatas dan penuh reduksi
kemesraan. Akupun cukup membalas: Ok!
Rapapa bro!
"Pertanyaanku pada Generasi Pecundang" oleh Reakses |
Dan
malam itu berjalan tanpa ada peliputan oleh media massa, sepengetahuanku. Jadi
memang berita tentang kebudayaan itu memang tak laku, tentu mereka telah lebih
tahu. Tetapi jikalau itu event dari pemkot yang berlabel kebudayaan tentulah
pasti mereka liput. Lalu masyararakat luas yang membaca, “o even kebudayaan i
yang megah seperti ini.” Dan masyarakat yang sebenarnya berpotensi untuk membuat
pristiwa kebudayaannya sendiri menjadi minder untuk membuat peristiwa budayanya
sendiri, sebab tidak ada dana besar sebagaimana even kota. Dan merekapun berduyun-duyun
untuk selfie dan ber-hastag.
Sung Boga Raga Jiwa karya Eri Aryani |
Itulah
yang selalu dilawan Pak Bibit semasa hidupnya, ia membuat gerakan gerilya
budaya, ialah untuk membangkitkan semangat berkesenian di kampung-kampung dalam
kesederhanaan. Agar potensi-potensi, kekuatan-kekuatan kebudayaan yang memang
secara esensial dimiliki masyarakat tidak hilang. Istilah Gerilya adalah
istilah perang, secara kebudayaan kita memang sedang berperang atau lebih
tepatnya diserang, dan sebelum kita berhenti menjadi konsumen dari kebudayaan
luar yang masuk melalu televisi dll, perang belum selesai.
Kebudayaan
memang bukan mengenai jualan, bukan tentang laku tidak laku, kebudayaan adalah
mengenai daya tahan suatu bangsa, mengenai masa depan suatu bangsa, dan payu ora payu adalah mengenai barang
dagangan.
Malam
itu berjalan cukup khidmat, orang-orang dari berbagai lapisan, generasi,
profesi, wilayah hadir, melibat sebagai satu kesatuan, dan memang itulah
kebudayaan, itulah peristiwa kebudayaan, dari masyarakat untuk masyarakat,
bukan bermula dari perincian anggaran dana untuk goal atau offside. Baru kali
itu kutemui seniman tua-muda kumpul satu level: dalam segala artian, Bahkan
kujumpai salah satu aktor kawakan dari Teater Sahita, Mbak Cempluk sempat
membantu isah-isah. Sampai acara
selesai dan ditutup dengan doa dari Eyang Lawu Warta yang membuat merinding bahkan
menangis para yang hadir.
penampilan Teater Delik |
Yang
sudah memang berlalu sudah tapi jangan biarlah sudah, sebab bisa-bisa kita lupa
sejarah. Dan surat terbuka ini kuakhiri tanpa penutupan, biar benar-benar terbuka tanpa penutup.
NB:
Surat ini saya tulis kala telah turun tekanan darahku yang sempat meninggi dan
demam tinggi yang sudi turun dan tentunya ditulis dengan rasa cinta yang
teramat.
Ibu-ibu Teater Sangir |
Jaga Malam oleh Zenit |
Lurung Kala Bendhu oleh Teater Warung |
Syukuran kelahiran sapi milik teater Ruang |
Maju Tak Gentar oleh Sangir 'Anak-anak' |