Thursday, 24 March 2016

Teater Dalan Cilik

 "Perlawanan terhadap kapitalisme adalah kebertahanan kita untuk mampu menggunakan semua dari apa yang sudah kita miliki secara optimal" -ASHAD KUSUMA DJAYA-
Gadget semakin canggih dan tersebar luas ke berbagai kalangan. Tren tersebut semakin memudahkan penggunanya mengakses informasi dari dunia maya. Perkembangan teknologi tersebut membawa dua kemungkinan sekaligus, yaitu kemungkinan positif dan negatif. Semua tergantung pada kebijakan penggunaannya.
Dewasa ini, gadget mulai marak dipergunakan oleh anak-anak, layaknya orang dewasa. Gadget ialah alat bantu komunikasi, tetapi apapun yang tidak berada pada waktu yang tepat tentunya akan berakibat tidak tepat pula. Anak-anak belum memiliki kesiapan secara mental dalam menyerap informasi secara bebas.
Terlepas dari perihal arus informasi dunia maya, diakui atau tidak, gadget adalah salah satu faktor yang mengurangi minat penggunanya untuk berinteraksi secara langsung. Kemampuan bersosial seseorang terbentuk dari pengalamannya dalam melakukan interaksi secara langsung dari sejak masa kanak-kanak.
Kebudayaan kita selalu menekankan masyarakatnya untuk “srawung”, yaitu bersosial, berkomunal, dan menjunjung tinggi gotong royong. Perubahan dan perkembangan teknologi semestinya dapat bersinergi dengan kebudayaan sendiri. Ialah mustahil jika kita menolak perubahan dan mempertahankan cara hidup seperti masa lalu. Tetapi berkembang tanpa berpijak dari kebudayaan sendiri akan membentuk masyarakat yang tidak produktif dan cenderung konsumtif. Maka segala hal baik yang berakar dari kebudayaan sendiri harus menjadi nada dasar dari segala perkembangan. 
Sangatlah memungkinkan, pemanfaatan jejaring sosial dunia maya sebagai penunjang budaya “srawung”, tetapi kesadaran penuh untuk pemanfaatan ke arah tersebut belum tertanam pada generasi muda. Karena pentingnya menjaga kebudayaan sendiri belum menjadi prioritas dalam penggunaan jejaring sosial di kalangan generasi muda. Apalagi ditambah semakin mudah masuknya kebudayaan luar melalui dunia maya. Sehingga bisa diindikasikan sebagai proses interaksi kebudayaan tanpa filter. Maka hasil dari interaksi kebudayaan sudah tidak lagi bisa dikatakan sebagai akulturasi tetapi lebih tepat dikatakan sebagai hegemoni kebudayaan.
Kembali pada perihal anak-anak dan wilayah bermain yang aman untuk perkembangan karakternya. Masa kanak-kanak adalah masa bermain, dan di dalam permainan yang positif, anak-anak akan mendapatkan pengalaman. Bermain tidaklah selamanya berada pada kutub yang berbeda dengan belajar. Dalam permainan anak bisa mendapatkan pelajaran, dan pelajaran dapat diproses anak dengan metode bermain. Bermain dan belajar adalah komposisi penting bagi perkembangan kejiwaan anak, dimana keduanya sama pentingnya.
Ruang belajar anak telah menjadi prioritas kurikulum yang diprogram oleh institusi pendidikan formal, sedangkan ruang bermain anak belum banyak diperhatikan. Padahal, ruang bermain secara kuantitas waktu lebih banyak porsinya dibanding waku belajar. Bagi orang tua yang sadar dan mampu secara ekonomi, mereka memprogramkan anaknya pada   lembaga-lembaga bimbingan belajar atau les. Tetapi tidak sedikit yang membiarkan anaknya bermain ataupun berinteraksi tanpa pengawasan, antara lain menonton televisi, mengakses internet di warnet, dan bermain gadget.

Karakter yang kuat tidak mungkin terbentuk jika segala sudut pandangnya telah terhegemoni hal-hal di luar dirinya. Jika terus menerus anak menjadi objek konsumen ekspresi dari segala akses media masa (terutama televisi), maka akan mereduksi kretifitasnya. Anak-anak ialah individu-individu pembentuk bangsa di masa depan. Lemahnya karakter suatu bangsa akan membentuk bangsa tersebut menjadi bangsa yang konsumtif. 
Melihat beberapa permasalah di atas, kami berinisitaif membuat sebuah ruang bermain aman dan menunjang kreatif anak di Dukuh Pabrik, Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Ruang bermain tersebut berada di dalam bentuk proses latihan teater. Di dalam ruang latihan Teater, anak akan dilatih dengan metode bermain yang merangsang kreatifitas anak.
Sanggar Teater Dalan Cilik adalah sanggar seni teater yang menyediakan ruang ekspresi anak melalui proses kerja kreatif teater. Di dalam proses kreatifnya menuju sebuah pertunjukan, Teater Dalan Cilik akan menitikberatkan latihan pada bentuk-bentuk permainan yang positif untuk perkembangan kejiwaan dan jasmani anak. Output pertunjukannya juga akan digarap dalam bentuk permainan yang dirangkai dengan laku dramatik khas anak dan pesan-pesan moral dalam tataran nalar anak pula.  
Selain metode bermain yang baru, permainan tradisi juga kembali diperkenalkan dalam latihan. Karena di dalam permainan tradisi terdapat unsur-unsur komunal, ekspresif dan imajinatif. Selain itu permainan tradisi juga menjadi media untuk mempertahankan Bahasa Jawa yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda.   

Sanggar Teater Dalan Cilik adalah salah satu upaya pembentukan karakter anak dengan membekali kreatifitas generasi penerus bangsa,

No comments:

Post a Comment