Suatu hari di Tahun 201, di Indonesia
Tahun
baru, Presiden baru, asik! Semangat baru jadinya, buat naskah drama ah.
(Jeda)
Hayo modar aku, mau
nulis naskah drama apa? Kehidupan sudah begitu dramatik, mau disuguhin drama
romantik? Mau sih sebenarnya buat romantik-romantikan asal ada sex dan
bunuh-bunuhan, piye?
Ini negara lebih
dahsyat dari Hollywood. Iya dong kiblat perfilman Amerika itu, sebagus-bagusnya
filmnya gak bakal bisa menembus batas sandiwaranya. Lha negaraku? Dramanya
telah membuncah sampai seluruh sendi bahkan kutil kehidupan bangsaku.
Aktor-aktor Hollywood mesti ganteng, cantik sexy biar menarik. Itu tak perlu
untuk drama negeriku, mau botak, buncit, tua, jelek, asal jago ngomong bisa
jadi actor bahkan gak sedikit yang nyambi jadi sutradara bahkan disambi lagi
penulis scenario. Masih mau diadu? Kalau
Bollywood? Ya cuma buat nyamikan.
Dulu
ada sinetron tersanjung, yang fenomenal nan tak tahu diri episodenya. Satu
negara haru biru tiap tayang. Itu dulu, tahun 2015 kita punya sinetron KPK vs
Polri atau Polri vs KPK. Semua merasa benar, semoga semua benar ! Kalau salah
satu benar dan satunya salah, mampus dong negara kami. Jangan-jangan malah
salah semua ??? Ini para penegak hukum apa penegang hukum to? Saran: Lain kali kalau mau versus-versus-an lagi ke mak erot, biar menang
!
Dooor ! Hukum mati untuk
terpidana mafia narkoba, karena setiap hari 40 nyawa melayang karena ulahnya.
Setuju gak setuju sih, tapi boleh tanya? Lha mafia birokrat, yang tiap hari
nggondol uang rakyat? Tidak membuat mati suh, tapi membuat melarat rakyat tiap
harinya. Kok hukumannya gak dibikin melarat? Yaiyalah gua yang bikin peraturan, masak senjata makan tuan, weeek !
Eh itu
anak orang kok ditonyong-tonyong ! Sial nasib si tukang loket Lion air, pesawat
ngadat ia yang kena damprat. Si bos dan para direktur tetep santai di rumah
masing-masing sambil belai rambut bini. Tapi itu pramugari yang niat cari nasi
malah kena maki. Para penumpang terlantar yang sebenarnya individu-individu
dengan nyali biasa-biasa saja. Karena merasa senasib sepenanggungan terhimpun
menjadi sebuah masa yang ganas beringas. “Arogan
dikit dong, lhawong gua dirugikan, mumpung banyak teman !“
Haduh,
berita isinya itu-itu terus. Lha saudara-saudara di perbatasan, apa kabar? Apa sudah
dibangun fasilitas di sana? Kok udah gak diberitakan lagi? Saudara-saudara
korban salah tangkap, pa kabar? Apa sudah tuntas kasusnya? Kok udah gak ada
berita lagi ? Si Tono tergusur? Si Dewi TKW? Si Minah ditipu Lurah? Si Angel
mal praktek? Baik-baik saja kalian?
Pak
Super hero tolong !!!! (Sabar to !) Kapan pak !!!! (Jangan ngejar-ngejar!)
Siapa yang ngejar to pak, wong kami sudah jauh melesat darurat, bapak masih
start. Bapak yang ngejar dong ! Aduh
malah blusukan, ati-ati pak, jangan keblasuk ya?
No comments:
Post a Comment