Monday, 21 March 2016

Citra Bahagia dalam Facebook

Dari Facebook, saya melihat teman-temanku bahagia. Bertebaran foto-foto kebahagian, status-status kemesraan, cerita-cerita perjalanan tamasya, kisah-kisah keberhasilan mereka, dan segala sesuatu yang menandakan betapa indah hidup mereka.
Foto Anak Kos yang kurang bahagia
Dari Facebook, saya menjadi mengerti ternyata hanya saya yang tidak bahagia, sedang teman-temanku bahagia. Hanya saya yang tidak sukses sedang teman-temanku sukses.
Dari Facebook, saya menjadi mempertanyakan pandangan mengenai kehidupan yang dipeuhi dengan ketidakadilan dan kesengsaraan.
Dari Facebook, citra-citra kebahagiaan yang ditebarkan oleh teman-teman saya telah membuat saya terpojok, bahwasanya cara hidup yang telah saya pilih adalah salah. Kesepian dan perenungan adalah ketidakwajaran yang musti saya tinggalkan.
Dari Facebook, saya berpikir apakah kebahagian teman-teman saya ialah sekedar pencitraan atau memang benar bahwasanya mereka bahagia.
Dan haruskah saya turut serta berkata: Aku bahagia! Aku bahagia! Kehidupan ini indah dan baik-baik saja! Biar hujan bom, panen kematian, musim penggusuran, biar, biar, toh saya tetap bahagia. Saya Bahagiaaaaaaaaaa!!!!!!!!!
Tetapi kemudian seorang Anam berkata pada saya, “apa yang anda pikirkan itu berbeda dengan apa yang anda rasakan mas.”

21 Maret 2016

No comments:

Post a Comment