Tuesday, 5 April 2016

Surat Cintaku Kepada Dubur.( Bagus Prakoso )

Ya, Dubur, betapa aku mencintaimu, betapa aku sayang dan mangasihimu. Meski bentuk cinta, kasih dan sayang itu tidak ku wujudkan dam betuk menciummu, karena memang tidak mungkin. Begitu jauh jarak antara mulutku kepadamu, duburku.

Jangan cemburu ya, kamu tak pernah ku pakai untuk ciuman seperti mulut, kamu tak pernah ku pakai untuk makan seperti tangan, kamu tak pernah ku pakai untuk melihat luasnya cakrawala seperti mata.

Karena memang kamu adalah dubur, bukan mata, mulut ataupun tangan. Kamu punya fungsi yang lain meski memang fungsimu adalah untuk mengeluarkan tai, sisa-sisa kotoran dari pencernaanku. Tapi kalau tidak ada kamu Dubur, aku bisa sengsara, celakalah aku, perutku buncit berisi tai, yang siap meledak, dan akan terjadi ledakan tai! Sungguh akan menjadi peristiwa monumental yang akan masuk koran, LEDAKAN TAI !!

Betapun Dubur, aku kagum kepadamu, yang kadang jadi bahan olokan banyak orang, dinilai kamu adalah hina, kamu adalah barang busuk. Tapi, kamu tidak pernah ngambek dan melakukan protes. Kamu tetap professional menjalankan fungsimu sebagai dubur.

Dubur, ajarkan mereka, orang-orang itu bagaimana tiap pribadi memiliki fungsi masing-masing di dalam sebuah kelompok. Tidak bisa dituntut sama, dengan hak dan kewajiban yang sama, tidak bisa disamaratakan begitu saja.


Dubur, ajarkan mereka betapa apa aja asal masih akan bermanfaat kepada yang lain adalah baik, Dubur. Ajarkan kepada mereka agar tidak menuntut selalu sama dan seragam dengan yang lain, berilah pemahaman pada mereka tentang setiap apa saja memiliki porsi nya masing-masing, dibidangnya masing-masing, ditempat masing-masing, asal terus dan tekun dalam bidangnya, dia akan meraih pencapaian yang sama dengan yang lain. Seperti kamu, Burr..Duburrrr…Dubur yang kucintai!!! 

No comments:

Post a Comment