Wednesday, 6 April 2016

Sejarah Harus ditengok ! (Idnas Aral)

Setiap peristiwa adalah suatu akibat sekaligus sebab. Sebuah jalinan yang tidak pernah terputus, tetapi seringkali kita mencoba menafsirkannya dalam fragmen-fragmen yang merdeka. 



Aku yang sekarang adalah sebab aku yang dahulu dan akan menjadi akibat untuk aku yang akan datang. 

Sejarah adalah saudara tua hari ini dan hari depan, jadi hendaknya hari ini dan hari depan senantiasa mau mendengarkan apa kata saudara tuanya. Kita selalu bermimpi untuk menjadi manusia yang berpikiran maju, selangkah atau berlangkah-langkah lebih maju. Itulah ideal katanya, tetapi tak ada pohon tumbuh tanpa akar, dan tak ada pertumbuhan yang baik tanpa akar yang kuat.

Indonesia sedang membangun, membangun? Perbaikan segala sektor ialah tujuannya, tetapi bahkan sebelum kita berbicara tentang korupsi seringkali pembangunan hanya indah pada tahap slogan dan tujuan. Apalagi jika ditambah dengan kalkulasi korupsi yang semakin menjadi-jadi dan sungguh nyata terjadi.

Tetapi malam ini, saya sedang tidak ingin berbicara tentang korupsi! Bukan lantaran korupsi tidak menjadi sebuah masalah yang mendasar dalam pembangunan negeri ini, tetapi sudah terlalu banyak perbincangan mengenai korupsi dan saya takut begitu mudah dan banyak perbincangan itu akan menjadikan korupsi sebagai sebuah hal yang tidak tabu lagi. Dan ada anggapan saya bahwa korupsi di negeri ini sudah tidak akan dapat diselesaikan oleh tindakan manusia, tetapi Tuhan sendirilah yang akan turun.

Saya ingin berbicara mengenai sejarah ! Sejarah mesti ditengok untuk sebuah langkah ke depan. Pembangunan kita sudah terlalu tidak berakar pada kebudayaan sendiri. Kebudayaan yang saya maksudkan disini adalah kebudayaan yang ideal secara praktik. Dan saya rasa tidaklah kebudayaan ideal itu kita dapatkan dari kebudayaan kita yang sekarang.

Lalu kebudayaan kita yang mana?

Kebudayaan kita yang lahir dan tumbuh secara ideal yaitu sebelum adanya kepentingan politik kebudayaan negara penjajah pada masa kolonialisme dan pascakolonialisme. Maka sejarahlah yang harus didatangi oleh para perencana-perencana pembangunan negeri ini.

JAS MERAH! Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah !
Adalah sebuah slogan yang hendaknya kita pahami dan tidak sekedar menghapal. Demikian pula dengan pelajaran sejarah yang hendaknya kita pahami intisari peristiwanya bukan sekedar penghapalan tanggal, tempat, dan pelaku peristiwa sejarah. 

Pola peristiwa, sebab akibat peristiwa, perbandingan peristiwa harus menjadi gol dari pembelajaran sejarah. Tetapi sayangnya bola seringkali melesat jauh dari gawang. Selain sejarah banyak yang dibelokkan, penyikapan kita pada pelajaran sejarah pun seringkali jauh dari kata bijak. Jadi, pengalaman adalah guru yang bijaksana tetapi kita adalah murid yang selalu membuang kebijaksanaan sang guru.

Sejarah pernah kisahkan peristiwa emas
dan yang kita tahu hanyalah bahwa emas itu berkilau
Sejarah pernah ceritakan tentang peristiwa berdarah
dan yang kita tahu hanyalah bahwa darah itu merah

22 Feb 16

No comments:

Post a Comment