Setiap peristiwa
adalah suatu akibat sekaligus sebab. Sebuah jalinan yang tidak pernah terputus,
tetapi seringkali kita mencoba menafsirkannya dalam fragmen-fragmen yang
merdeka.
Aku yang sekarang adalah sebab aku yang dahulu dan akan menjadi akibat
untuk aku yang akan datang.
Sejarah adalah saudara tua hari ini dan hari depan,
jadi hendaknya hari ini dan hari depan senantiasa mau mendengarkan apa kata
saudara tuanya. Kita selalu bermimpi untuk menjadi manusia yang berpikiran
maju, selangkah atau berlangkah-langkah lebih maju. Itulah ideal katanya,
tetapi tak ada pohon tumbuh tanpa akar, dan tak ada pertumbuhan yang baik tanpa
akar yang kuat.
Indonesia sedang
membangun, membangun? Perbaikan segala sektor ialah tujuannya, tetapi bahkan sebelum
kita berbicara tentang korupsi seringkali pembangunan hanya indah pada tahap
slogan dan tujuan. Apalagi jika ditambah dengan kalkulasi korupsi yang semakin
menjadi-jadi dan sungguh nyata terjadi.
Tetapi malam ini,
saya sedang tidak ingin berbicara tentang korupsi! Bukan lantaran korupsi tidak
menjadi sebuah masalah yang mendasar dalam pembangunan negeri ini, tetapi sudah
terlalu banyak perbincangan mengenai korupsi dan saya takut begitu mudah dan
banyak perbincangan itu akan menjadikan korupsi sebagai sebuah hal yang tidak
tabu lagi. Dan ada anggapan saya bahwa korupsi di negeri ini sudah tidak akan
dapat diselesaikan oleh tindakan manusia, tetapi Tuhan sendirilah yang akan
turun.
Saya ingin berbicara
mengenai sejarah ! Sejarah mesti ditengok untuk sebuah langkah ke depan.
Pembangunan kita sudah terlalu tidak berakar pada kebudayaan sendiri.
Kebudayaan yang saya maksudkan disini adalah kebudayaan yang ideal secara
praktik. Dan saya rasa tidaklah kebudayaan ideal itu kita dapatkan dari
kebudayaan kita yang sekarang.
Lalu kebudayaan kita
yang mana?
Kebudayaan kita yang
lahir dan tumbuh secara ideal yaitu sebelum adanya kepentingan politik
kebudayaan negara penjajah pada masa kolonialisme dan pascakolonialisme. Maka
sejarahlah yang harus didatangi oleh para perencana-perencana pembangunan
negeri ini.
JAS MERAH! Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah !
Adalah sebuah slogan
yang hendaknya kita pahami dan tidak sekedar menghapal. Demikian pula dengan
pelajaran sejarah yang hendaknya kita pahami intisari peristiwanya bukan
sekedar penghapalan tanggal, tempat, dan pelaku peristiwa sejarah.
Pola
peristiwa, sebab akibat peristiwa, perbandingan peristiwa harus menjadi gol
dari pembelajaran sejarah. Tetapi sayangnya bola seringkali melesat jauh dari
gawang. Selain sejarah banyak yang dibelokkan, penyikapan kita pada pelajaran
sejarah pun seringkali jauh dari kata bijak. Jadi, pengalaman adalah guru yang
bijaksana tetapi kita adalah murid yang selalu membuang kebijaksanaan sang
guru.
Sejarah pernah
kisahkan peristiwa emas
dan yang kita tahu
hanyalah bahwa emas itu berkilau
Sejarah pernah
ceritakan tentang peristiwa berdarah
dan yang kita tahu
hanyalah bahwa darah itu merah
22 Feb 16
No comments:
Post a Comment