Surat Pinangan untuk
Para Pendidik
Dengan sajakku aku
merayu untuk meminangmu
Wahai para pendidik,
Tolong sambutlah
anak cucu kita sebagaimana mereka lahir dari percintaan dan kemesraan, bukan
pemerkosaan-pemerkosaan. Lalu berikanlah mereka nama hanya ketika kau sedang
jatuh cinta.
Kupinta jangan
pernah kau ajarkan agama sembari kau asah pedang dan gobang. Jangan pernah
engkau merasa bisa memperkenalkan Tuhan pada mereka, didiklah saja mereka untuk
mengenal dirinya sendiri lalu menemu Tuhan dengan caranya.
Tolong jangan semen
betonkan kebenaran. Di depan mereka jangan hakikatkan-hakikatmu, mutlakkan mutlakmu, sumpahkan serapahmu, logikakan-logikamu, rasionalkan rasiomu. Tunjukkan bahwasanya kebenaran adalah tunas-tunas yang
senantiasa tumbuh. Jangan rumuskan kehidupan dengan rumus angka-angka, berilah
mereka kisah-kisah dan sejarah.
Jangan hanya
perkenalkan perjuangan dengan panas peluru dan dingin tongkat besi. Perkenlkanlah
pula perjuangan-perjuangan merdu nyanyian, halus selendang dan indah bunga mawar.
Jangan lupa katakan bahwasanya ada kemungkinan ketiga dalam perjuangan yakni
kemenangan yang tidak mengalahkan.
Sebab kemurnian
telah hilang dari kita, jadi jauhkan tangan kotor kita, ijinkan mereka
memanusia secara manusiawi dan murni.
Wahai para pendidik
memberi pengertian tidak melulu dengan teriakan-teriakan
mungkin dengan berbisik justru akan membersit di ingatan
memberi peringatan tidak melulu dengan hukuman-hukuman
mungkin dengan kemesraan-kemesraan justru membenak di
kedalaman
28 Maret 2016
Terima kasih, puisi ini mewakili sekian gelisahku.
ReplyDelete