Catatan ini tidak dalam
rangka berjanji pada siapapun dan juga tidak untuk menunjukkan bahwa wedangan
teater melahirkan sebuah catatan. Hanya saya senang mencatat dan banyak
mendapatkan manfaat dari catatan untuk saya pribadi dan kelompok. Sebab
sebagaimana pilihan saya yang setuju untuk mengadakan Wedangan Teater ialah
berdasarkan senang dan merdeka, bukan program kerja.
Maka.
Wedangan Teater, ketika hanya
sekedar menjadi obrolan dan tidak melahirkan apapun, adalah tidak masalah bagi
saya. Saya sedang tidak berada dalam posisi yang berkewajiban untuk mejanjikan
apapun atau memprogramkan apapun di jagat perteateran Solo. Apalagi menyangkut
urusan benak masing-masing yang hadir, biar merdeka saja.
Sebab siapa saya? Kenapa
saya harus menanggung janji manfaat dari obrolan? Kenapa saya harus mengambil
beban di pundak untuk janji melahirkan ‘sesuatu’ dari obrolan antar kawan
teater yang bernama Wedangan Teater?
Tetapi saya heran.
Ketika sebuah obrolan
disebut sekedar obrolan, saya heran. Sebab, tidak hanya di ranah Wedangan
Teater, saya kok selalu mendapatkan sesuatu dari sebuah obrolan. Entah itu
dengan tukang duplikat kunci, tukang tambal ban, penjual kembang, orang gila. Saya
tidak berniat untuk mewancarai atau bahasa kerennya observasi, hanya sekedar
mengobrol, tanpa tendensi apapun. Tetapi selalu saya pada akhirnya mendapatkan
pandangan baru, memperluas cakrawala saya. Termasuk beberapa hal dari dialog
dengan Pak Gigok semalam.
Begini saja.
Silahkan tidak mengambil apapun
dari sebuah obrolan. Tetapi jangan pula mengira orang sebagaimana anda. Apa
yang ada di dalam benak itu tak nampak. Tidak bisa kita menilai bahwa orang
yang diam saja tidak mencatat dalam dirinya. Ah anda salah kira, bahwa situasi
interaksi dialog itu hanya sekedar tertuang dalam lisan saja. Saat Pak Gigok
berbicara, saat itu pula ada dialog dalam diri masing-masing, yang terpatik
dari dialog Pak Gigok. Kan juga tidak harus orang menandakan dirinya paham atau
mendapat sesuatu dengan semisal; mengangguk-anggukkan kepala atau mengungkapkan
pertanyaan atau berteriak; saya dapat sesuatu!
Maka dari itu, saya tetap
dalam pendirian saya; untuk tidak mendikte benak masing-masing. Jika datang
untuk mengisi waktu luang, silahkan. Untuk menuntaskan ibadah srawung, ayo.
Membunuh pekewuh, sumangga. Ingin belajar sesuatu, sangat mungkin! Dan jika
ingin menjadikan obrolan itu sekedar obrolan, ya terserah.
Mari merdeka bung!
20 Feb. 18, 4.10 AM
Idnas Aral
No comments:
Post a Comment